Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 Nilai Inti Budaya Batak

Nilai inti budaya (core values of culture)  adalah nilai yang dianut bersama yang menjadi kekhasan suatu budaya. Ada tujuh inti nilai budaya suku Batak, yaitu kekerabatan, agama, hagabeon, hamoraon, uhum dan ugari, pengayoman, serta marsisarian. Berikut ini penjelasan ketujuh nilai tersebut secara ringkas.

Nilai inti budaya

1. Kekerabatan
Nilai kekebaratan atau keakraban atau dikenal juga dengan istilah partuturan merupakan nilai budaya yang utama bagi masyarakat Batak. Tidak ada perbedaan baik pada Batak Simalungun, Toba, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Angkola semuanya menempatkan nilai kekerabatan pada posisi pokok. Hal ini dapat kita lihat pada pelaksanaan adat dalihan natolu dan tutur sapa karena ada ikatan darah (marga) maupun karena pertalian perkawinan.

2. Agama
Nilai agama atau kepercayaan dipegang sangat kuat oleh suku Batak. Agama yang dianut oleh suku Batak sangat bervariasi. Salah satu kepercayaan asli nenek moyang yang masih dianut oleh sebagian orang Batak adalah Parmalim. Ada wilayah Batak yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam seperti Angkola dan Mandiling, ada wilayah Batak yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen seperti Batak Toba, dan ada wilayah Batak yang prosentase penganut agamanya berimbang seperti wilayah Batak Simalungun, Karo dan Pakpak.

3. Hagabeon 

Hagabeon berarti panjang umur dan beranak cucu yang banyak. Lebih dari itu diharapkan seseorang dapat mengawinkan anak-anaknya dan memiliki cucu sebelum meninggal. Sering sekali dalam pesta adat kita mendengar umpasa yang berkata: Gadu-gadu ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon, Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna 16 (memiliki anak laki-laki 17 dan anak perempuan 16), menjelaskan betapa pentingnya keturunan bagi suku Batak. Namun zaman sekarang ini sudah terjadi pergeseran dari kuantitas keturunan menjadi kualitas keturunan.

4. Hamoraon
Nilai kekayaan atau hamoraon yang dimaksud suku Batam adalah keseimbangan aspek spiritual dan material yang ada pada diri seseorang. Kekayaan dan jabatan yang melekat pada seseorang tidak ada arti jika tidak didukung spritual. Oramg yang suka menolong sesamanya akan dipandang terhormat.

5. Uhum dan Ugari

Hukum bagi orang Batak mutlak untuk ditegakan dan pengakuaanya tercermin pada kesungguhan dalam penerapannya menegakan keadilan. Setiap orang Batak yang menghormati uhum, ugari (kebiasaan), dan janjinya dipandang sebagai orang batak yang sempurna. Oleh sebab itu, orang Batak selalu berterus terang dan apa adanya tidak banyak basa-basi.

6. Pengayoman
Tugas pengayom (pelindung) ini utamanya berada di pihak hula-hula dan yang diayomi adalah pihak anak boru. Sejatinya setiap orang adalah pengayom bagi pihak lainnya. Karena posisi seseorang dalam adat dapat berubah dari boru menjadi hula-hula dan demikian sebaliknya..

7. Marsisarian

Marsisarian artinya saling mengerti, menghargai, dan saling membantu. Di dalam kehidupan ini harus diakui masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga saling membutuhkan pengertian, bukan saling menyalahkan.
Bila terjadi konflik diantara kehidupan sesama masyarakat maka yang perlu dikedepankan adalah prinsip marsisarian. Prinsip marsisarian merupakan antisipasi dalam mengatasi konflik/pertikaian.
Heffri Hutapea
Heffri Hutapea Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.

Post a Comment for "7 Nilai Inti Budaya Batak"